Dalam kurun awal Islam kita temukan sosok-sosok muda: Ali bin Abi Tholib (8th), Zubair bin Awwam (8 th), Arqam bin Abil Arqam (11 th), Ja’far bin Abi Tholib (8 th) Shohih Ar Rumy (19 th), Zaid bin Haritsah (20 th) Saad bin Abi Waqash (17 th), Utsman bin Affan (20 th) Umar bin Khotobb (27 yh), Abu Ubaidah bin Jarroh (27 th), Abdurrahman bin Auf (30 th), Abu Bakar Ash Shidiq (37 th), Muhammad Al-Fatih (19), Salahudin Al-Ayubbi (28).
Sebab dalam jiwa muda lah Allah menyematkan karakter-karakter perubah: Kritis, dinamis, kreatif, inovatif, dan reaktif. Merekalah generasi-generasi penerus [2:132-133,25:74,19:42]; pengganti kaum sebelumnya [5:54,2:143], pembaharu/mujaddid dalam setiap masanya. Dalam kasus terakhir, Nabi SAW mengingatkan bahwa dalam setiap kurun 100 tahun akan selalu ada Pemuda yang kemudian menjadi Mujaddid (Pembela/Pembaharu Islam), diyakini bahwa abad 19 kemarin, sosok yang dimaksud adalah Muhammad Abduh Rahimahullah. Nah di abad ini, bisa saja pemuda yang dimaksud adalah anda?
"Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk" [ Al Kahfi:13]
Rasulullah SAW banyak berpesan tentang betapa berharganya jiwa muda, hingga beliau mengingatkan kita untuk selalu menjaganya. Dalam Hadits riwayat Hakim, Beliau bersabda :
“Jagalah lima perkara sebelum datang lima perkara ; masa mudamu sebelum masa tuamu, kesehatanmu sebelum datang sakitmu, kayamu sebelum datang fakirmu, masa senggangmu sebelum datang masa sibukmu, dan hidupmu sebelum datang matimu”
Betapa masa muda menjadi pilihan pertama dalam pesan Nabi kita, maka bagaimana mungkin kita akan mengacuhkannya? Sebaliknya hal ini semestinya menjadi pemompa semangat kita yang masih muda untuk terus berkarya untuk umat dan kejayaan islam.
Nabi SAW pun pernah ditanya tentang apa yang akan dibalas dengan pahala atau siksa di hari kiamat, Beliau menjawab:
”Dia akan ditanya tentang apa yang ia perbuat untuk masa mudanya”.(HR Tirmidzi) dan tentang aktivitas pemuda, Rasulullah SAW mengajarkan: “Sebaik-baik pemuda diantara kamu adalah yang mirip/seperti orang dewasa diantara kamu, dan sejelek-jeleknya orang tua diantara kamu adalah yang seperti pemuda diantara kamu” (HR. Baihaqi).
Pemuda yang terbaik adalah yang mampu berfikir jauh kedepan dan senantiasa bersikap bijaksana, Pemuda adalah mereka yang tak pernah berputus asa dan berkeluh kesah karena dalam hatinya Allah adalah segala muara aktivitasnya.
Beberapa pesan dari para pembawa perubahan dalam zaman ini, pernah suatu ketika Asy-Syahid Hasan Al Banna berpesan kepada sekumpulan pemuda disuatu siang :
“Hendaklah anda selalu mengindahkan dan memperhatikan Allah SWT, selalu ingat akan akhirat dan bersiap-siap unuknya. Tempuhlah semua kelakuan yang dapat menyampaikan anda pada keridhaan Allah dengan tekad dan kesungguhan. Dekatkanlah diri anda kepada-Nya dengan melestarikan ibadat-ibadat sunnah seperti Tahajud, Shoum tiga hari dalam sebulan, memperbanyak dzikir dalam hati dan ucapan serta membiasakan berdoa dalam segala hal yang diriwayatkan dari Rosulullah SAW”
Seorang tokoh Jihad Afghanistan yang dilahirkan di tanah Palestina, Asy- Syahid DR Abdullah Azzam mengingat semua Pemuda Islam, perhatikan pesannya ini :
“Wahai pemuda Islam….Engkau tumbuh dalam desingan peluru-peluru, dentuman meriam, raungan kapal terbang dan deru suara tank. Jagalah diri kalian ! Jangan terpengaruh oleh senandung lagu milik orang yang dibuai kenikmatan hidup. Jangan terlena oleh musiknya orang yang bermewah-mewahan dan kasurnya orang yang kekenyangan.”,
Sungguh apa yang beliau pesankan sangat menggetarkan hati, mengingat pemuda-pemuda yang dilahirkan di tanah juang Palestina dan Afghanistan. Maka kita termasuk beruntung dilahirkan di tanah Indonesia, yang berarti kesempatan untuk belajar dan mengumpulkan serpihan-serpihan ilmu teramat besar, tapi tanggung jawab kita pun tak kalah besar, Berdakwah agar para generasi islam berikutnya tidak terlena oleh zaman dan selalu cinta terhadap diinul islam.
Rasanya nasehat dari DR Abdullah Nasihih Ulwan perlu kita renungkan bersama,
"Ingatlah wahai pemuda muslim…., kalian tidak akan dapat meraih suatu kemenangan bila tanpa dibarengi dengan iman dan taqwa, muroqobah (mendekatkan diri) dengan Allah dengan sembunyi atau terang-terangan. Perbaikilah niatmu. Jagalah dirimu dari maksiyat dan dosa. Kuasailah hawa nafsu dan jauhilah dari fitnah kehidupan dunia."
1. Iman yang kuat [ Al Hujurat;15]
2. Keihlasan yang sungguh-sungguh [ Al bayyinah :5]
3. Tekad yang kuat tanpa rasa takut [Al Ahzab :39]
4. Usaha yang berkesinambungan [ At Taubah:105]
Ada sebuah kisah menarik untuk kita perhatikan sebagai hikmah, disaat dunia menjadi penghalang fokus kita sebagai seorang muslim dan mengganggu tercapai tujuan pembentukan pribadi muslim yang kaffah, maka Sayyidina Umar RA menawarkan solusi. Tatkala Umar RA tidak sabar menanti saat penaklukan Mesir di tangan Muslimin, beliau berkirim surat kepada panglima tertinggi : Amru bin Ash :
“Amma ba’du. Sungguh aku heran atas kelambatan kalian, padahal kalian sudah bertempur selama dua tahun. Itu semua disebabkan karena kalian terlalu cinta terhadap kesenangan dunia sebagaimana musuh-musuh kalian. Padahal Allah sekali-kali tidak akan menolong suatu kaum sebelum dia membuktikan kesungguhan niatnya." .
"Aku berwasiat kepadamu dan kepada setiap tentaramu supaya senantiasa bertaqwa kepada Allah dalam setiap keadaan. Karena Taqwa adalah sebaik-baik bekal dalam menghadapi musuh. Taqwa adalah strategi perang yang paling jitu. Dan aku perintahkan kalian supaya mawas diri dengan ketat dari maksiyat, lebih ketat dari mawas diri dari musuh kalian, karena dosa pasukan lebih berbahaya daripada serangan musuh.
Kaum muslimin baru mendapat pertolongan-Nya manakala musuh-musuh mereka telah tenggelam dalam kemaksiyatan kepada Allah. Kalau bukan karena itu tentu kekuatan kita tidak ada artinya dalam menghadapi mereka, sebab baik jumlah personil maupun persenjataan kita jauh berbeda dari mereka. Nah , kalau kita dan mereka setara dalam maksiyat, maka sudah barang tentu mereka akan lebih unggul dari kita. Wassalam.”
Benar sekali yang dikatakan Umar RA:
“Umat Islam adalah suatu kaum yang dimuliakan Allah dengan Islam. Tetapi bila mencari kemuliaan diluar dari garis yang telah ditentukan-Nya, maka niscaya Dia akan menghinakanya." (HR Al Hakim)
Rasanya tidak ada alasan kita hanya berdiam diri dan hanya menjadi penonton dan pemerhati perubahan zaman, saatnya kita ambil bagian dalam goresan tinta emas kejayaan islam. Karena jika setiap kita (pemuda islam) punya satu tekad yang sama yaitu : Isy Kariman au Mut Syahidan (Hidup mulia sebagai muslim yang berkontribusi atau Mati Syahid di jalan Allah), insyaAllah lambat laun islam akan kembali menemukan kejayaan dan kemulian. Allahu Akbar !!
Dan katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu’min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”. [At Taubah:105]
Sumber : http://muslimsinspirations.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar